![]() |
Gedung UMKM Center Sekadau |
terasbelian.com (SEKADAU) - Kendala yang dihadapi dalam pembinaan usaha kecil, menengah dan mikro adalah inkonsistensi dari pelaku UKM itu sendiri.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (DKUKM) Kabupaten Sekadau Kepala Bidang Usaha Kecil Menengah, Etika Haryati.
"Ketika ada yang membuka usaha, mereka otomatis masuk dalam database pelaku UMKM. Namun terkadang ada yang tidak bertahan lama, kemudian berhenti menjalankan usahanya," terang Etika, (12/11) di kantornya.
Data yang dimiliki DKUKM Kabupaten Sekadau, sebanyak 4.857 pelaku usaha tercatat dalam database dan dibina oleh dinas.
Beberapa budang UMKM yang cenderung dapat bertahan lama diantaranya bidang garmen, otomotif, kuliner, agribisnis dan internet.
DKUKM, kata Etika, memberikan pendampingan dan pelatihan kepada pelaku usaha. Baik berupa branding, manajemen usaha, dan pemasaran.
"Tahun 2024 ini sudah dua kali kita berikan pelatihan," terang Etika.
Pekan mendatang, kembali akan diadakan pelatihan packaging (pengemasan) bagi pelaku UMKM agar produk mereka bisa bersaing di pasar nasional.
"Untuk kriteria produk unggulan dilatarbelakangi bahan baku, tenaga kerja dan kearifan lokal," jelas Etika.
Sejak beberapa tahun belakangan sejak berdirinya UMKM Center di jantung kota Sekadau, para pemilik usaha dapat menitipkan dan memasarkan produknya di gedung tersebut.*
TB/bgp